1.
Ilmu Matematika dalam Al – Quran
Matematika bisa disebut juga dengan ilmu yang memepelajari tentang besaran,
struktur, bangun ruang, dan perubahan – perubahan pada suatu bilangan.
Matematika sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Mathematikos yang artinya ilmu pasti. Sedangkan dalam bahasa
Belanda matematika disebut sebagai Wiskunde
yang artinya ilmu tentang belajar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
matematika adalah ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengannya yang mencangkup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan
dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Salah satu kegiatan yang kita lakukan dalam
mempelajari matematika yaitu menghitung, sehingga tidak salah jika banyak orang
yang mengatakan bahwa ilmu matematika bisa disebut juga dengan ilmu Al-Hisab. Dalam urusan hitung –
menghitung, Allah SWT adalah ahlinya. Alaah SWT sangat cepat dalam menghitung
dang bisa dibilang sangat teliti dalam menghitung. Dalam Al – Qur’an Surah
An-Nur ayat 39 yang artinya:
“Allah adalah
sangat cepat perhitungan-Nya”
Sedangkan dalam Al-Quran Surah Ar-Ra’d ayat 41 yang
artinya:
“Dia-lah
Yang Maha cepat perhitungannya”
Matematika merupakan ilmu
pengetahuan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari – hari
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Matematika juga merupakan
ilmu yang tidak terlepas dari agama, dengan jelas dapat kita ketahui
kebenarannya dari ayat – ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan matematika.
Diantaranya adalah ayat – ayat yang berbicara mengenai bilangan.
“Sesungguhnya
Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang
teliti” (QS. Maryam:94)
2.
Pengertian Trigonometri
Materi trigonometri merupakan materi yang menurut
beberapa orang merupakan materi yang sulit. Dikarenakan merupakan materi yang
tersulit, maka menyebabkan beberapa orang maupun siswa menjadi malas untuk
mempelajarinya. Sebelum itu, kita harus mengetahui terelebih dahulu pengertian
dari trigonometri itu sendiri.
Trigonometri diambil dalam bahasa Yunani yaitu trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Sehingga trigonometri
adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan
fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus dan tangen. Trigonometri ini
memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa
hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.
Trigonometri juga merupakan ilmu matematika yang sangat penting dalam
kehidupan. Dengan trigonometri kita bisa mengukur mengukur jarak suatu bintang
diangkasa tanpa harus pergi kesana. Dengan trigonometri kita bisa mengukur
sudut ketinggian tebing tanpa harus memanjatnya.
Hal pertama yang perlu kita pahami dalam konsep
trigonometri adalah kita harus memahami bentuk dan rumus sebuah segitiga,
terutama segitiga siku – siku. Pada dasarnya sebuah segitiga selalu terdiri
dari 3 sisi, yaitu sisi miring, sisi samping, dan sisi depan. Selain itu
segitiga memiliki 3 buah sudut yaitu sudut tegak lurus, sudut depan dan sudut
samping. Dimana jika ketiga buah sudut itu ditambahkan, maka jumlah sudutya
menjadi 180 derajat.
3.
Manfaat Mempelajari Trigonometri
Setelah kita mengetahui pengertian trigonometri, ada
baiknya kita juga mengetahui manfaat yang dapat kita ambil setelah kita
memahami serta menerapkan trigonometri, adapun manfaat mempelajari trigonometri
yaitu:
a. Mengukur luas atau mengukur keliling tanah.
b. Penentuan koordinat titik simpul dalam metoda elemen
hingga untuk analisis dinamik pada jembatan non standar.
c. Menentukan berapa gradien tertinggi dari suatu
tanjakan dijalan umum dipegunungan, agar semua kendaraan dapat melewatinya
dengan selamat.
d. Pada pengukuran ketinggian atau kontur tanah, dengan
mengetahui jarak tiang pengukur yang satu terhadap yang lainnya, dan beda
ketinggian antara dua tempat tiang pengukur, maka kita dapat mengetahui berapa
gradien kenaikan tanah yang akan kita ukur.
4.
Trigonometri dalam Al-Qur’an
“Dia-lah yang
menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah – manzilah (tempat – tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda –
tanda (kebesaran-Nya) kepda orang – orang yang mengetahui” (QS. Yunus:5)
Berdasarkan QS. Yunus ayat 5, kita
dapatkan mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan matahari dan bulan salah
satunya adalah agar manusia – manusia dimuka bumi ini dapat mengetahui
perhitungan waktu. Maka dari itu, masalah penentuan waktu sholat, awal bulan,
awal tahun, maupun arah kiblat secara tepat dan akurat sangat banyak memerlukan
bantuan matematika. Selain itu, trigonometri juga dapat menghitung waktu sholat
dan membantu dalam penentuan penanggalan kalender hijriah. Pernah suatu ketika
ada seorang tokoh agama yang menetapkan awal waktu sholat dengan rubu’ tetapi tokoh agama itu membenci
matematika. Dia tidak mengerti bahwa arti kata dari rubu’ adalah seperempat, yaitu seperempat lingkaran. Dia tidak
mengerti bahwa rubu’ banyak
melibatkan konsep trigonometri yang merupakan materi dari matematika.
Sebelumnya, saya pernah membaca
artikel yang mengatakan bahwa dalam menentukan arah kiblat, ada satu metode
untuk mengetahui arah kiblat yang benar dengan bantuan cahaya matahari.
Kesempatan yang sangat tepat untuk mengetahui secara persis arah kiblat dengan
posisi matahari diatas ka’bah. Posisi matahari berada tepat diatas ka’bah hanya
terjadi selama dua kali dalam satu tahun. Kesempatan tersebut datang pada
setiap tanggal 27 Mei pukul 11.57 LMT dan tanggal 15 Juli atau 16 Juli pukul
12.06 LMT. Bila waktu Mekah dikonversikan menjadi waktu Indonesia bagian barat
(WIB), maka harus ditambah 4 jam 21 menit sama dengan pukul 16.18 WIB dan 16.27
WIB. Oleh karena itu, setiap tanggal 27 Mei atau 28 Mei pukul 16.18 WIB dapat
mengecek arah kiblat dengan mengandalkan bayangan matahari yang berada pada
posisi diatas ka’bah.
Untuk
perhitungan arah kiblat, ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu :
1. Titik A, diletakkan di Ka’bah (Mekah)
2. Titik B, diletakkan di lokasi tempat yang akan
ditentukan arah kiblatnya.
3. Titik C, diletakkan di titik kutub utara.
Titik A dan titik C adalah dua titik yang
tetap (tidak berubah-ubah), karena titik A tepat di Ka’bah (Mekah) dan titik C
tepat di kutub utara (titik sumbu), sedangkan titik B senantiasa berubah,
mungkin berada di sebelah utara equator dan mungkin pula berada di sebelah
selatannya, tergantung pada tempat mana yang akan ditentukan arah
kiblatnya.
Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis
lengkung pada lingkaran besar, maka terjadilah segitiga bola ABC, seperti
gambar di bawah ini. Titik A adalah posisi Ka’bah (Mekah), titik B adalah
posisi lokasi tempat/kota, dan titik C adalah kutub utara/titik sumbu.
Ketiga sisi segitiga ABC di samping ini
diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut didepannya (dihadapannya).
Sisi BC dinamakan sisi a, karena berada di depan/ berhadapan dengan sudut A.
Sisi CA dinamakan sisi b, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut B.
Sisi AB dinamakan sisi c, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut
C. Atau sudut di antara sisi b dan sisi c dinamakan sudut A,
sudut di antara sisi c dan sisi a dinamakan sudut B, dan sudut di antara sisi a
dan sisi b dinamakan sudut C. Sudut-sudut itu dihitung dengan derajat sudut.
Gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa
yang dimaksud dengan perhitungan arah kiblat adalah suatu perhitungan untuk
mengetahui berapa besar nilai sudut B, yakni sudut yang diapit oleh sisi a dan
sisi c.
Pembuatan gambar segitiga bola seperti di atas
sangat berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu
tempat dipermukaan bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah mataangin ke
arah mataangin lainnya, misalnya diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau
diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB).
Untuk perhitungan arah kiblat, hanya
diperlukan dua data tempat : 1). data lintang dan bujur Ka’bah (Mekah) = 21o 25’ LU dan = 39o 50’ BT. 2). Data lintang tempat dan
bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya. Sedangkan data
lintang dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya dapat
diambil dari taqwim/daftar/peta/buku yang tersedia lintang dan bujur tempatnya
serta dari GPS (global positioning system).
Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan
a.
Data yang Digunakan :
NO
|
INDONESIA
|
ARAB
|
INGGRIS
|
SIMBOL
|
1
|
lintang tempat
|
ardul balad
|
latitude
|
phi =
|
2
|
bujur tempat
|
tulul balad
|
longitude
|
lambda =
|
b.
Data
lintang dan bujur Ka’bah (kota Mekah) yaitu:
1). lintang Ka’bah (kota
Mekah) = 21o 25’
LU
2) . bujur Ka’bah (kota Mekah)
= 39o 50’
BT
c.
Rumus yang digunakan:
1) Rumus arah kiblat
Cotan B = cotan b sin a - cos a.cotan c.sinc
2) Rumus bantu
Sisi a (a) = 90o – tp
Sisi b (b) = 90o – mk
b = 90o – 21o 25’ = 68o 35’
(tetap)
Sisi C (c) = tp – mk
Keterangan:
tp = lintang/bujur tempat
mk = lintang/bujur Mekah
0 komentar:
Posting Komentar